Sekolah Islam di Australia Naik Enam Kali Lipat

KAREBA – Sekolah-sekolah Islam swasta adalah lembaga pendidikan dengan pertumbuhan tercepat di negara bagian Victoria, Australia. Orang tua menilai sekolah Islam merupakan tempat zona aman bagi anak-anak mereka.



Pertumbuhan sekolah tersebut mencapai hampir dua kali lipat populasi mereka hanya dalam delapan tahun. Secara keseluruhan, jumlah siswa di 10 sekolah Islam tumbuh enam kali lipat dari angka pertumbuhan pendaftaran di sekolah negeri dan sembilan kali lipat dibanding sekolah-sekolah Katolik antara 2010 dan 2018.

Direktur Pusat Pemikiran dan Pendidikan Islam di UniSA, Profesor Mohamad Abdalla, mengatakan sebagian besar orang tua Muslim Australia mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah Islam untuk menjaga iman dan identitas.

Namun, dia mengungkapkan, alasan di atas semua itu adalah Islamofobia. “Terutama setelah 9/11, orang tua menginginkan zona aman untuk anak-anak mereka di mana individual anak dapat berkembang,” kata Mohamad Abdalla seperti diwartakan Theage, Sabtu (7/12), dikutip Republika.co.id.

Abdalla mengatakan, orang tua tidak ingin anak mereka menjadi sasaran bullying yang bersifat Islamofobia. Dia melanjutkan, keputusan itu juga dibuat agar anak mereka dapat mengekspresikan iman mereka tanpa menjadi bahan ejekan.

Populasi sekolah Islam di Victoria sejauh ini telah tumbuh 84 persen antara 2010 dan 2018. Angka penerimaan siswa pun melonjak dari 6.684 siswa di delapan sekolah menjadi 12.318 siswa di 10 sekolah.

Data MySchool mengungkapkan bahwa Ilim College di Dallas adalah sekolah paling cepat berkembang di negara bagian teresebut pada waktu itu. Sebagai perbandingan, populasi siswa sekolah negeri tumbuh sebesar 14,8 persen dan sekolah-sekolah Katolik tumbuh sebesar 9,5 persen.

Kepala Keuangan Ilim College, Kerim Buday, mengatakan sekolah tetap memberikan pelajaran sesuai kurikulum pemerintah. Di saat yang bersamaan, sekolah berusaha untuk mencapai keseimbangan antara prestasi akademik dan menanamkan nilai-nilai Islam.

“Kami jelas mengajarkan kurikulum Victoria tetapi kami juga memiliki studi Islam dan studi Alquran, yang sangat penting bagi banyak orang tua,” katanya.

Dia mengatakan, siswa berasal dari lebih dari 40 negara. Dia mengungkapkan, 99 persen dari mereka memiliki latar belakang non-bahasa Inggris.

Dosen senior bidang pendidikan di Deakin University, Emma Rowe mengatakan, sekolah-sekolah Islam memang berkembang pesat. Namun, tetap menjadi bagian kecil dari sistem sekolah secara keseluruhan. “Mereka hanya mewakili 0,46 persen dari populasi sekolah di Australia,” katanya.

Kendati, dia mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah Islam telah menghadapi tingkat kecurigaan tinggi dari pemerintah dan media dalam beberapa tahun terakhir.

Dia mengatakan, pemerintah federal bahkan pernah membuat intervensi kebijakan dimana mereka menarik dana dari sekolah swasta Islam terbesar di negara tersebut.

Wakil Presiden Dewan Islam Victoria, Adel Salman, mengatakan banyak orang tua yang memilih sekolah Islam belum tentu Muslim yang taat. Tetapi mereka berupaya mencari landasan kuat dalam prinsip-prinsip Islam untuk anak-anak mereka.

“Saya pikir itu cukup meyakinkan dan menghibur bagi orang tua Muslim bahwa anak-anak mereka dibesarkan di lingkungan di mana Islam dan identitas Muslim sama sekali tidak dianggap sebagai penghalang,” katanya. (*/Jeg)