Tim Advokasi pendampingan tenaga kesehatan masyarakat di desa dalam rangka penanganan AKI, AKB dan Stunting di Propinsi Sulawesi Selatan kembali dilaksanakan di Kabupaten Pangkep tepatnya pada hari Jumat tanggal 29 November 2019. Tim Advokasi Kabupaten Pangkep yang terdiri dari Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M. Kes, Dr. Eha Sumantri, SKM, M. Kes, Dr. Adam Badwi, SKM, MM., Dr. Andi Alim, SKM, M. Kes., dan Zainuddin, SKM, MM yang di koordinir langsung oleh Bapak Dr. Arlin Adam, SKM, M. Si.
Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Pangkep Bapak H. Syamsuddin A Hamid, SE., Ibu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep dr. Indriaty Latief, Ketua Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat (PERSAKMI) Wilayah Kabupaten Pangkep Bapak Muh. Yamin, SKM, M. Kes., dr. Salwati dari program Jalin USAID dan Muh Arsyad Yunus, S. Sos yang merupakan staf khusus Pemerintahan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Bapak Bupati Kabupaten Pangkep Syamsuddin A Hamid, SE. menyambut baik kehadiran tim advokasi satu SKM satu Desa dalam upaya penanganan AKI, AKB dan Stunting karena kehadiran Sarjana Kesehatan Masyarakat di daerah sangat membantu pemerintah Kabupaten Pangkep di dalam menanganai persoalan kematian ibu dan anak khususnya yang ada di kepualuan.
Bupati Kabupaten Pangkep menambahkan bahwa “Komitmen pemerintah daerah dalam upaya mengalokasikan dana seratus juta setiap desa/kelurahan yang akan diarahakan ke pemberdayaan masyarakat dalam upaya menagani berbagai persoalan di desa khususnya persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kesehatan” Ucapnya
Bupati Kabupaten Pangkep juga berharap agar pemerintahan desa dapat memberikaan dukungan terhadap rencana pendampingan ini melalui pemanfaatan dana desa dan alokasi dana desa. Selain itu, beliau mengharapkan dinas PMD dilibatkan secara penuh karena secara teknis OPD ini yang memiliki kewenangan dalam menfasilitasi tugas dan fungsi kelembagaan pemerintahan desa.
Ketua tim Advokasi menyampaikan bahwa “dukungan bupati sangat dibutuhkan karena model pendampingan SKM di desa memerlukan pelibatan lintas sektor mengingat permasalahan kesehatan bukan hanya tanggungjawab sektor kesehatan” Ungkapnya.
Arlin Adam menambahkan bahwa “kegiatan ini perlu direncanakan dengan baik oleh karena pemodelan ini dapat diformulasikan menjadi inovasi daerah yang berpotensi direplikasi secara nasional. Jika pemoodelan ini berjalan, kita akan melihat perubahan radikal pendekatan pemberdayaan masyarakat yang selama ini terkesan bersifat formalitas dan cederung eksklusif” Ucapnya. (Dedi. M)