Makassar, kareba.co, — Majelis Taklim As-Sahabah, di bawah naungan Yayasan Hidmat Muslimat NU Wilayah Sulawesi Selatan, menyelenggarakan sebuah acara besar bertema penguatan moderasi beragama. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Prof. KH. Rahman Idrus, lantai 3 Kampus Universitas Islam Makassar (UIM), 13 September 2024.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama Sulawesi Selatan. Melibatkan anggota majelis taklim se-Kota Makassar, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya mempromosikan toleransi, keberagaman, dan perdamaian di kalangan umat beragama, khususnya di Sulawesi Selatan.
Acara dibuka oleh Dr. H. Nurdin, S.Ag., M.HI, Ketua Tim Kemitraan, Publikasi, Dakwah, dan PHBI Kanwil Kementerian Agama Sulsel, yang mewakili Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulsel. Dalam sambutannya, beliau memberikan apresiasi yang tinggi kepada Muslimat NU Wilayah Sulsel yang menjadi pelopor dalam penguatan moderasi beragama di kalangan majelis taklim. Menurutnya, pendampingan yang diberikan Muslimat NU kepada majelis taklim sangat tepat karena terdapat banyak potensi sumber daya manusia yang bisa dioptimalkan untuk tujuan tersebut. Selain itu, beliau menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya mempererat silaturahmi, tidak hanya antar anggota majelis taklim, tetapi juga dengan umat beragama lain, demi membangun kerukunan umat di Sulawesi Selatan.
Nurdin juga menyampaikan bahwa moderasi beragama merupakan konsep yang penting dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk. Dengan memahami dan menerapkan moderasi beragama, umat Islam di Sulawesi Selatan diharapkan dapat menghalau paham-paham radikal yang bisa memecah belah persatuan. Selain itu, moderasi beragama juga dianggap sebagai jalan untuk mencapai harmoni dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan beragama, yang sejalan dengan nilai-nilai toleransi, keadilan, dan keterbukaan.
Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Majdah M. Zain, M.Si., Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Wilayah Sulawesi Selatan, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh Muslimat NU Wilayah Sulsel, dan merupakan bagian dari program berkelanjutan yang akan terus dikembangkan. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus menjalin kerja sama dan berkoordinasi dengan Kementerian Agama Sulsel untuk memperkuat moderasi beragama di kalangan majelis taklim binaan Muslimat NU. Lebih lanjut, Prof. Majdah berkomitmen untuk menjadikan Muslimat NU sebagai organisasi yang berperan penting dalam memperkuat pemahaman Islam yang moderat, toleran, dan inklusif, guna menciptakan masyarakat yang harmonis dan mampu menangkal radikalisme.
Materi dalam kegiatan ini dibawakan oleh DR. Indo Santalia, M.Ag., yang memotivasi para ibu-ibu majelis taklim untuk mengambil peran aktif dalam menumbuhkan sikap toleransi dan perdamaian, dimulai dari lingkungan keluarga. Dalam pemaparannya, Indo Santalia memberikan contoh-contoh nyata tentang bagaimana nilai-nilai keberagaman dan gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mengajak ibu-ibu Muslimat NU untuk menjadi agen perubahan yang merawat kebhinekaan, dengan bersikap adil, akomodatif, dan toleran terhadap perbedaan yang ada di tengah masyarakat.
Indo Santalia menekankan bahwa moderasi beragama bukan hanya tentang konsep teologis, tetapi juga penerapannya dalam tindakan-tindakan kecil sehari-hari. Mulai dari cara berbicara, bersikap, hingga bagaimana mendidik anak-anak agar menghargai perbedaan. Ia juga menyoroti pentingnya peran perempuan, khususnya para ibu, dalam membangun keluarga yang kuat dan harmonis, yang menjadi fondasi penting dalam menjaga kerukunan di masyarakat.
Ketua Panitia, Hj. Ratnah Arasy, S.Sps., merasa sangat bersyukur dan senang dengan kesuksesan penyelenggaraan kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa acara tersebut dihadiri oleh berbagai majelis taklim di bawah binaan Muslimat NU Wilayah Sulawesi Selatan, dan berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum penting bagi para anggota majelis taklim untuk terus belajar dan berhikmad dalam rangka menjaga moderasi beragama. Hj. Ratnah juga berharap bahwa kegiatan ini akan menjadi awal dari banyak kegiatan serupa di masa mendatang, yang akan memperkuat nilai-nilai moderasi beragama demi menciptakan kehidupan yang harmonis dan damai, baik di Sulawesi Selatan maupun di Indonesia secara umum.
Melalui kegiatan ini, Majelis Taklim As-Sahabah dan Muslimat NU Wilayah Sulsel menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung program pemerintah dalam bidang moderasi beragama. Hal ini juga sejalan dengan upaya membangun masyarakat yang berkeadilan, terbuka, dan toleran, serta mempererat persaudaraan antar sesama umat beragama, yang pada akhirnya akan mendukung terciptanya stabilitas dan keharmonisan sosial di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga tempat bagi para anggota majelis taklim untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pentingnya moderasi beragama dalam menjaga kerukunan umat beragama di tengah keberagaman yang ada.( Ismawati Abbas )