Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah berlangsung. Simulasi PTM dilakukan dengan pengetatan penerapan protokol kesehatan (Prokes) 5M. Dan teruntuk Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, ada dua sekolah menggelar simulasi PTM. Yaitu, SMP Negeri 10 dan SMP Kristen Kalam Kudus.
Camat Bontoala, Arman mengatakan, uji coba PTM dari dua sekolah di wilayahnya dilakukan secara bergantian. Artinya tidak sekaligus siswa ikut proses belajar di kelas. Hanya 30 sampai 50 persen dari total jumlah siswa dalam satu kelas yang boleh hadir.
Dan agar pelaksanaan PTM terbatas ini dapat berlangsung aman dengan penerapan prokes yang ketat, pemerintah di Kecamatan Bontoala menurunkan Satgas Raika dari Satpol PP Makassar berjaga serta mengawasi kegiatan di sekolah. Itu sebagai langkah antisipasi mencegah munculnya klaster sekolah.
“Seperti di SMP Kristen Kalam Kudus, di sana tidak semua siswanya diikutkan PTM di hari sama. Sekitaran 30 persen saja yang ikut. Mereka bergantian agar tidak menumpuk di kelas. Makanya kami menempatkan dua petugas Satpol PP dari Satgas Raika berjaga setiap harinya,” sebut Arman, Selasa (05/10).
Tugas petugas Satgas Raika di sekolah lanjut Arman, untuk memastikan kegiatan di sekolah sudah sesuai prokes. Tidak keluyuran dan langsung bergegas pulang ke rumah masing-masing usai kegiatan belajar mengajar di sekolah berjalan.
“Kami ingin memastikan dari waktu istirahatnya sampai di waktu pulangnya mereka tidak berkeluyuran. Seperti tidak jajan ke luar sekolah. Saat pulang mereka harus langsung pulang. Menunggu penjemput kalau ada itu dalam sekolah,” tambahnya.
Dia berharap pelaksanaan PTM terbatas di Kota Makassar berlangsung sukses. Sehingga proses belajar di sekolah-sekolah kembali normal dengan Prokes 5M yang ketat.
“Walaupun di wilayah kami dalam peta Covid-19 itu sangat baik ditambah kesadaran masyarakat ikut vaksinasi cukup tinggi, Proses tetap perlu diperketat. Tidak boleh lengah. Makanya penyadaran terus kami lakukan,” tutupnya.