BugisPos – Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Demikian bunyi Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945.
Pasal ini memuat pengakuan dan jaminan bagi semua warga negara Indoensia untuk mendapatkan pekerjaan dan mencapai tingkat kehidupan yang layak tanpa terkecuali, termasuk penyandang disabilitas.
Dari 16.794 Pelamar CPNS untuk mengisi formasi pada 9 Lembaga atau Satker dibawah naungan Kementerian Agama se Sulawesi Selatan, terdapat 2 penyandang disabilitas yang ikut mengadu peruntungan, 1 diantaranya adalah tuna netra.
Dia adalah Risya Rizky Nurul Qur’ani, Wanita tuna netra yang mengikuti ujian pada hari ke 6 sesi keempat (Senin, 9/3/2020) pada formasi guru Bahasa Indonesia. Ia mencoba ikut mengadu peruntungan dengan memilih formasi guru Bahasa Indonesia. Namun Risya terpaksa memilih formasi yang diperuntukkan bagi pelamar umum karena tahun ini tidak tersedia formasi untuk disabilitas.
Dengan penuh keyakinan, alumni Universitas Hasaniddin Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Bahasa Indonesia ini turut bersaing dengan pelamar umum. Namun dalam mengerjakaan soal-soal ujian, ia mendapatkan keistimewaan dengan menggunakan program khusus bagi penyandang tuna netra, yakni soal-soal yang muncul di layar tersaji dalam bentuk audio yang terkoneksi dengan headset yang digunakan oleh Risya.
Keistimewaan lainnya yang didapatkan wanita kelahiran 25 Juni 1993 ini adalah ia didampingi oleh Herlina, seorang pengawas dari BKN yang menuntunnya bilamana ia kesulitan memindahkan kursor untuk memilih soal-soal yang akan dijawab.
Ternyata nasib baik belum berpihak pada gadis Makassar ini. Ia hanya mampu memperoleh nilai 45 untuk Tes Inteligensia Umum (TIU), 85 untuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan 142 untuk Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Dengan raihan nilai seperti ini, Risya otomatis gugur karena walaupun angka passing gradenya terpenuhi, namun nilai TIU nya tidak mencapai ambang batas minimal yang dipersyaratkan yaitu 80.
Risya pun pasrah. Ia keluar Aula Mina tempat tes dilangsungkan dengan raut wajah sedih.
“Saya sudah berusaha maksimal dengan melakukan persiapan yang lumayan lama dengan cara mengikuti video-video di youtube tentang cara mengerjakan soal-soal ujian CPNS bagi penyandang tuna netra”, jelas anak sulung dari 3 bersaudara ini.
“Saya bertawakkal atas semua ini. Ikhtiar telah saya lakukan secara maksimal.
Doa orang tuaku juga tak pernah putus karena saya memang selalu minta didoakan. Namun mungkin memang belumpi nasibku untuk jadi guru”, pungkasnya. (AB)
Editor : Zhoel
Sumber: https://bugispos.com/2020/03/10/kodong-peserta-penyandang-disabilitas-gugur-seleksi-cpns-kemenag/