Luka mengajarkanku akan pelupuk mata yang basah
Perih dari cinta yang kian mendalam
Peluk air mata mu membingkai kisahku
Bagai tanah mendekap isak tangis langit
Aku bagai hujan yang telah redah
Sedang kau bumi yang kesepian
Kumerindukan kala sepi melanda
Rintik hujan menyapa muÂ
Menyampaikan rindu yang kuselipkan untukmu
Sesekali kukirimkan burung ke langit
Agar mengaris jejakmu
Rindu kian bersembunyi di balik cuaca
Di balik kastil yang mengungkungmu
Di balik cuaca kutatap kau yang berlalu
Melahirkan puisi yang tertorehkan di atas awan putih
Disana akan kau baca diamku yang menginginkanmu
Dan kau dengar dengungan hati yang semakin merindu
Akankah rindu ini menjelma
Diantara puing reruntuhan jiwamu kala kecewa menerpa
Dari sebuah ketulusan yang bagai misteri
Hanyalah risauku yang tersusun dalam peti
Peti remuk yang berisi janji…
Tapi hati ini masih jua menyelipkan asa di simpul angan
Mengharap sosokmu hadir di kesunyian
Menepiskan rasa rindu…
Kala larut malam menciptakan kesunyiaan
Saat binar matamu redup dalam pandangan
Walau kau jauh
Kasih ini takkan lenyap meski sunyi membungkam
Hasrat yang tak berkesudahaan
Mericik dalam harap saat asmara mengembang resah
Saat hati terisi sudah
Desahanku kian menguat saat sepoi angin menyapa wajahku
Dalam tatapan kosong ini dapat kau rasa rinduku yang tersirat untukmu
Lembut dari kedalaman hati ini
Sedih di saat seharusnya senang
Bagai menelan paku
Yang berlapiskan berlian
Kini hanya diam yang terlumat dalam kepekatan
Hanya sendiri dalam balutan kerinduan
Sepi malam kutatap langit yang kian menggelap
Sembari kulihat bayangmu di keremangan
Akulah jerit malam itu..
Titisan linang air mata dari sembilu penantian
The post Rintihan Hati appeared first on Kolong Kata.
Sumber: https://kolongkata.com/2020/02/26/rintihan-hati/