Wilayah Utara Makassar Alami Gangguan Air, Suplai PDAM Terdampak Penurunan Debit

MAKASSAR,- Suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar di sejumlah wilayah utara kota terganggu setelah penurunan signifikan debit air baku akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Gangguan ini berdampak pada ribuan rumah tangga dan pelanggan di daerah seperti Tamalanrea, Biringkanaya, dan sekitarnya, yang kini mengalami penurunan suplai air bersih, bahkan di beberapa titik mengalami gangguan total.

Menurut PDAM Makassar, penurunan debit air baku ini terjadi di sumber-sumber utama pengolahan air, termasuk Sungai Jeneberang dan Bendungan Bili-Bili, yang selama ini menjadi tulang punggung suplai air bagi kawasan utara Makassar. Kemarau panjang yang melanda kawasan Sulawesi Selatan sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan pasokan air di sungai-sungai dan waduk menurun drastis, berujung pada berkurangnya produksi air bersih yang diolah dan didistribusikan PDAM.

Bacaan Lainnya

Gangguan di Wilayah Utara Gangguan terbesar dilaporkan terjadi di daerah utara Makassar, di mana banyak pelanggan mengeluhkan penurunan tekanan air dan dalam beberapa kasus, suplai air terhenti selama berjam-jam setiap harinya. Di wilayah Tamalanrea dan Biringkanaya, keluhan warga mengenai ketiadaan air sudah mulai muncul sejak minggu lalu, seiring dengan semakin berkurangnya debit air baku di instalasi pengolahan air.

Salah satu warga Tamalanrea, Ahmad (45), mengaku bahwa air di rumahnya sering kali tidak mengalir sejak dua pekan terakhir. “Biasanya air mengalir pagi sampai sore, tapi sekarang bisa mati sampai dua hari. Kami harus menampung air ketika masih ada, dan selebihnya membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Hal serupa juga dialami warga di Biringkanaya, yang mulai merasakan dampak berkurangnya suplai air bersih sejak awal September.

Penjelasan PDAM Makassar Kepala PDAM Makassar mengonfirmasi bahwa masalah ini disebabkan oleh penurunan debit air baku yang cukup signifikan di beberapa sumber utama. “Sumber air baku kami saat ini berada pada kondisi kritis. Debit Sungai Jeneberang dan Bendungan Bili-Bili telah menurun akibat kemarau yang berkepanjangan, dan ini berimbas langsung pada suplai air bersih, terutama di wilayah utara kota,” jelasnya.

Menurut Kepala PDAM, wilayah utara Makassar terdampak lebih parah karena letaknya yang jauh dari pusat pengolahan air, sehingga tekanan air di daerah tersebut lebih rendah. “Kami memprioritaskan distribusi air ke daerah dengan populasi tinggi, namun penurunan debit air baku membuat tekanan air di kawasan utara lebih sulit dijaga. Kami sedang berupaya mencari solusi agar pasokan bisa kembali stabil,” tambahnya.

Langkah Darurat dan Layanan Bantuan Untuk merespon kondisi ini, PDAM Makassar telah mengaktifkan layanan darurat berupa distribusi air bersih gratis menggunakan mobil tangki air. Layanan ini ditujukan untuk warga yang paling terdampak oleh gangguan suplai, terutama di daerah yang sama sekali tidak mendapatkan pasokan air dari PDAM.

“Kami telah menurunkan beberapa armada tangki air untuk mendistribusikan air bersih secara gratis di wilayah yang mengalami gangguan terparah. Layanan ini bersifat sementara, namun kami berharap bisa meringankan beban warga yang sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” jelas Kepala PDAM.

Warga yang membutuhkan air bersih dari mobil tangki dapat menghubungi PDAM melalui hotline layanan pelanggan. Distribusi akan diprioritaskan ke wilayah-wilayah yang benar-benar tidak mendapatkan suplai air sama sekali. PDAM juga mengimbau masyarakat untuk menghemat air dalam situasi seperti ini, agar ketersediaan air baku yang terbatas dapat dimanfaatkan secara optimal.

Upaya Pemulihan dan Rencana Jangka Panjang Selain langkah darurat tersebut, PDAM Makassar juga sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Makassar untuk mencari solusi jangka panjang dalam mengatasi krisis air baku yang berulang setiap musim kemarau. Salah satu opsi yang tengah dibahas adalah pemanfaatan sumber-sumber air alternatif serta peningkatan kapasitas instalasi pengolahan air di kawasan utara.

“Kami sedang mengevaluasi sejumlah opsi untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan dan pengolahan air, termasuk pembangunan instalasi baru yang dapat mengatasi kekurangan air di wilayah utara. Selain itu, kami juga tengah mempertimbangkan langkah-langkah untuk memanen air hujan serta memanfaatkan air tanah secara lebih optimal,” ujar Kepala PDAM.

Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM juga berencana untuk memperbaiki jaringan distribusi air di wilayah-wilayah terdampak agar suplai air dapat lebih merata. Proyek ini akan melibatkan pembaruan pipa distribusi serta penguatan sistem pengolahan air baku di instalasi-instalasi yang ada saat ini.

Imbauan kepada Masyarakat Pemerintah Kota dan PDAM Makassar juga mengimbau seluruh warga untuk menggunakan air dengan bijak selama periode kritis ini. Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, turut menyerukan langkah-langkah penghematan air sebagai tanggung jawab bersama.

“Kami meminta masyarakat untuk mengurangi penggunaan air yang tidak penting. Hemat air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan membersihkan rumah. Setiap upaya penghematan akan sangat membantu dalam menjaga ketersediaan air bersih bagi semua orang, terutama di wilayah yang terdampak lebih parah,” ujar Walikota.

Penutup Dampak kemarau panjang terhadap suplai air di Makassar, terutama di wilayah utara, telah memicu krisis air bersih yang dirasakan oleh banyak warga. Namun, dengan upaya yang sedang dilakukan oleh PDAM dan Pemerintah Kota, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi. Distribusi air bersih melalui mobil tangki diharapkan menjadi solusi sementara yang mampu meringankan kesulitan warga, sementara rencana-rencana jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas pengolahan air di Makassar akan terus diupayakan.

Masyarakat diimbau untuk tetap memantau informasi dari PDAM dan berperan aktif dalam penghematan air hingga situasi kembali normal.(*)