KAREBA – Lambat bukan berarti gagal dan kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Tampaknya kata-kata tersebut menjadi motivasi tersendiri oleh salah seorang anggota TNI.
Fadlul Rohman harus merasakan perjalanan panjang untuk bisa meraih impiannya menjadi seorang TNI. Kegigihan yang ditunjukkannya sukses membawa Fadlul menuju seorang TNI melalui jalur Akmil.
“Nanti kalau kamu jadi tentara, apa cita-cita kamu?” tanya atasan Fadlul Rohman.
“Siap. Pertama, ingin membahagiakan orang tua seperti berprestasi,” ucapnya seperti yang dilansir mwrdeka.com, Ahad (8/12/2019).
Fadlul Rohman merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Ayah Fadlul diketahui bekerja sebagai seorang petani yang bergantung oleh musim. Sebagai seorang anak, Fadlul tentu saja kerap membantu orang tuanya. Fadlul mengatakan jika dirinya terkadang membantu mencangkul untuk meringankan beban orang tuanya.
Pria kelahiran 10 April 1998 ini ternyata memiliki cita-cita yang sama sejak kecil. Fadlul mengungkapkan jika dirinya dari kecil bercita-cita sebagai TNI. Keinginannya tersebut bukan hanya impian masa kecil. Setelah lulus sekolah, Fadlul langsung memilih mendaftar di Akademi Militer Kodam V/Brw.
Sayangnya, di hari pertama Fadlul gagal di Sub Panda V/Brw. Tak hanya itu, Fadlul juga tidak mendapatkan keterangan apapun mengapa dirinya gagal di seleksi AKMIL tersebut.
Setelah gagal, dirinya mengaku sempat ada keinginan untuk kuliah. Fadlul mengatakan juga jika dirinya ingin mendaftar melalui undangan maupun tes tertulis (SBMPTN). Namun, kedua orang tua Fadlul tidak mampu membiayainya untuk berkuliah.
Karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikannya, Fadlul memutuskan untuk mendaftar Bintara TNI AD. Keberuntungan tampaknya tak berpihak pada Fadlul. Untuk kedua kalinya, Fadlul gagal masuk di tingkat Sub Panda V/Brw.
Pada 2017, Fadlul sempat bekerja di salah satu apotek di Banyuwangi. Saat itu, dirinya menjadi seorang asisten apoteker. Sembari bekerja, Fadlul juga mendaftar kembali di Taruna Akademi Militer. Berbeda dari sebelumnya, Fadlul kali ini gagal di tingkat Parade.
Tak patah semangat, Fadlul kembali mendaftar di Bintara TNI AD dan Taruna AAU. Di Bintara TNI AD dirinya tidak lolos dalam seleksi masuk. Namun di sisi lain, Fadlul justru masuk dan lanjut ke tingkat Panda V/Brw di TNI AAU.
Sayangnya, Fadlul kembali gagal melangkah ke tingkat selanjutnya. Seingatnya, dirinya gagal pada tahap tes kesehatan. Kala itu para petugas medis mengatakan jika laju jantung Fadlul berada di bawah 60.
Belum menyerah, anak ke delapan dari sembilan bersaudara ini melanjutkan mendaftar di Bintara TNI AU. Lagi dan lagi, Fadlul gagal melangkah ke tahap selanjutnya.
Selama tahun 2017 itu juga, dirinya tinggal di Surabaya. Lebih tepatnya di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Alasannya karena kedua orang tuanya tidak memiliki biaya untuk memenuhi segala kebutuhan tempat tinggal Fadlul selama di Surabaya.
Tetap semangat meraih mimpinya. Fadlul di tahun berikutnya kembali mendaftar di Kodam Jaya. Hal ini karena disarankan untuk ikut sang kakak yang diketahui telah berpangkat Sersan II di Jakarta. Tak hanya itu, Fadlul juga mengungkapkan jika saat itu kedua orang tuanya sudah tak bisa membiayainya lagi. Akhirnya Fadlul mendaftar di akademi militer TNI AD dan TNI AU.
Di kedua cabangnya, Fadlul berhasil masuk ke tingkat PANDA. Karena Fadlul lolos di keduanya, dirinya diharuskan untuk memilih salah satu dan Fadlul memilih TNI AD. Sayangnya, dirinya gagal kembali di tingkat PANDA itu juga.
Pantang menyerah sebelum berhasil. Tahun berikutnya, Fadlul kembali mencoba mendaftar di Akademi Militer (AKMIL). Memiliki banyak pengalaman kegagalan, tak lantas membuat Fadlul tidak belajar dari kesalahan. Kegigihannya terbukti dirinya memperoleh sebuah prestasi yang cukup memukau.
Fadlul diketahui memperoleh peringkat pertama di tingkat Sub-Panda dan juga di tingkat Panda Jaya. Karena keberhasilan dan prestasi yang diraihnya, Fadlul pada akhirnya berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang TNI. (Mdk/Jeg)