Makassar – Musim Kemarau yang melanda sebagian besar Kawasan Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan, serta terdampak oleh Badai El Nino, telah menyebabkan penurunan signifikan dalam persediaan Air Baku Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda Air Minum) Kota Makassar.
Menyikapi kondisi yang mengkhawatirkan ini, Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar bersama seluruh jajaran Direksi, mengajak sejumlah jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik untuk mengunjungi langsung kondisi Bendungan Lekopancing yang saat ini mengalami penurunan volume air.
Beni Iskandar, Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar, menjelaskan bahwa saat ini ketinggian air di Bendungan Lekopancing sudah menurun sekitar 2 meter dari level normalnya.
Ini terjadi meskipun pada kondisi normal, ketinggian air di bendungan tersebut dapat mencapai antara 50 hingga 100 cm di atas pelimpahan mercusuar.
“Penurunan ini jelas memiliki dampak terhadap pasokan air ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Panaikang dan Antang,” ujar Beni.
Produksi air yang biasanya mencapai 1.300 liter per detik, saat ini terpaksa dibatasi menjadi sekitar 500-800 liter per detik.
“Kami mengalami penurunan produksi hingga sekitar 50% dari jumlah normal air bersih yang dihasilkan sebelumnya,” tambah Beni.
Bendungan Lekopancing adalah sumber air baku utama yang memasok dari Kabupaten Maros dengan jarak sekitar 28 kilometer dari Instalasi Pengolahan Air di Panaikang.
“Dengan penurunan debit air seperti saat ini, tentu saja sangat sulit bagi kami untuk menjaga produksi air normal. Hal ini tentu berdampak signifikan terhadap masyarakat, terutama pelanggan di wilayah Utara dan Timur Kota,” jelasnya.
Kegiatan Press Tour ini dilakukan dengan tujuan agar para jurnalis dapat melihat langsung kondisi yang sedang dihadapi dan dapat membantu menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Situasi kekurangan air ini disebabkan oleh menipisnya sumber air baku akibat kemarau yang berkepanjangan dan diperparah oleh dampak Badai El Nino, yang meningkatkan penguapan air.
Aiman Adnan, Penjabat Direktur Teknik Perumda Air Minum Kota Makassar, menambahkan bahwa keluhan pelanggan paling banyak berpusat di wilayah Timur dan Utara kota, yang mendapat pasokan dari IPA Panaikang.
“Saat ini, ada 9 kecamatan yang terkena dampak, dengan kondisi yang paling parah terjadi di Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Tamalanrea, dan Biringkanaya,” ujar Aiman.
Aiman juga menyampaikan bahwa pihaknya saat ini berusaha mengatasi masalah ini dengan mengoptimalkan pengantaran air menggunakan mobil tangki. Ada 15 unit mobil tangki yang telah dikerahkan untuk membantu pendistribusian air.
“Kami memberikan prioritas kepada pelanggan PDAM yang tidak mendapatkan pasokan air meskipun masih membayar tagihan. Namun, masyarakat umum juga tetap dapat mengambil air dari mobil tangki jika telah sampai di lokasi,” tambah Aiman.
Selain itu, Beni menekankan bahwa Wali Kota Makassar telah memerintahkan agar PDAM Makassar bekerja sama dengan Geologi Universitas Hasanuddin, terutama divisi Geolistrik, untuk mencari sumber air baru yang dapat ditemukan pada kedalaman tanah.
“Sumber air baru ini akan berfungsi sebagai tambahan pasokan air baku selama musim kemarau. Kami berencana untuk segera membahas dan menjalin kerja sama dalam waktu dekat,” tutup Beni.