Datu Pammana Wajo Beri Gelar Daeng Manrapi ke Danny Pomanto

WAJO — Bupati Wajo Amran Mahmud secara khusus mendoakan sosok Moh Ramdhan Pomanto agar dapat membangun Sulsel dan menjadi sosok yang baik untuk Sulsel.

Doa itu dia panjatkan di sela-sela acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Moh Ramdhan Pomanto dengan Kedatuan Pammana Pilla Wajo dan Masyarakat Adat Pammana di Kelurahan Pammana, Kecamatan Pammana, Minggu, (7/05/2023).

Bacaan Lainnya

Selain mendapatkan harapan positif, Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto juga diberi gelar baru oleh Kedatuan atau tokoh adat setempat dengan nama Daeng Manrapi.

Amran mengaku kepemimpinan Danny Pomanto menjadi inspirasi bagi para pemimpin daerah termasuk dirinya.

“Sosok Danny Pomanto ini penuh dengan ide, luar biasa visioner. Jika melihat sesuatu terus jadi positif dan bermanfaat bagi kita semua. Kita doakan beliau sehat walafiat dan Insya Allah akan meraih kesuksesan dan bisa membangun Sulsel, dan baik untuk Sulsel, Insya Allah,” harap Amran dalam sambutannya.

Dia menuturkan, dengan potensi SDA di Wajo, dia berharap ada sosok yang dapat mengkolaborasikan itu semua melalui provinsi.

“Nah, ketika menemukan tangan-tangan orang provinsi yang tepat dan hebat maka manfaatnya bisa dirasakan semua masyarakat. Karena kita juga sangat menantikan gebrakan besar agar bisa mengakselerasi seluruh potensi pembangunan di Kabupaten Wajo,” ucapnya.

“Dan saya kira orang yang berada di tengah-tengah kita ini memiliki ide dan gagasan yang sudah terbukti nyata. Dari tangan beliau sudah menjadikan Makassar Kota Dunia,” tambahnya.

Bahkan dirinya bersyukur karena Wajo dapat bersanding dengan Makassar yang mendapatkan kepercayaan WHO untuk membangun kota sehat.

Danny Pomanto pun bersyukur karena tak membayangkan mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat Wajo, khususnya di Pammana.

Dalam pandangannya, Pammana merupakan wilayah yang bersejarah dan memegang teguh adat dan kebudayaan Wajo.

“Tanah Pammana adalah tanah bersejarah. Bukan hanya dikenal di Sulsel, nasional bahkan internasional karena di sinilah naskah I Lagaligo yang mana menjadi sosok Datu di Pammana,” kata Danny dalam sambutan.

Ia tuturkan, jika masyarakat Wajo secara bersama-sama mendalami naskah itu maka diketahui dapat melampaui naskah Mahabarata.

“Jika doa ta’ sama-sama dikabulkan maka mari kita sama-sama besarkan adat ini,” ajaknya.

Danny yang juga Ketua IKA Unhas Wilayah Sulsel ini menjelaskan, dalam kepemimpinannya sebagai Ketua IKA juga Wali Kota Makassar dirinya sangat memperhatikan dan menjaga adat budaya.

Hal itu terlihat dari adanya penetapan hari kebudayaan, rencana pembangunan Balla Lompoa Kerajaan Tallo dan kebijakan yang baru-baru ini diresmikan yakni penggunaan baju adat bagi setiap siswa setiap tanggal 1 tiap bulannya.

Maka dari itu, dia begitu ingin menjaga kebudayaan Sulsel. Sebelum mendapatkan gelar adat itu, di dua tempat lainnya, Danny juga digelari Karaeng Salama, dan Daeang Manaba.

Diketahui masing-masing bermakna mendapatkan keselamatan; keberuntungan; juga kesuksesan untuk Daeng Manrapi.

Di samping itu dengan kemajuan Wajo, ia memuji leadership Bupati Amran dengan kepemimpinan luar biasa yang menjadikan tanah adat ini sangat terkenal.

Pemberian Gelar Kehormatan itu dilakukan oleh Datu Pammana ke-44, Andi Syahrazad Datu Pallawarukka dan Permaisuri. Peresmian ditandai dengan pengalungan sarung sutera atau lipa kepada Danny Pomanto. (*)