MAKASSAR– Kota Makassar berhasil mencatatkan langkah maju dalam upayanya menjadi bagian dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UCCN) dengan fokus pada kategori gastronomi. Seleksi Nasional Tahap II yang diadakan pada 23 September 2024 di Jakarta, menghasilkan empat kabupaten/kota yang berhasil lolos ke tahap visitasi, termasuk Kota Makassar. Keberhasilan ini semakin mendekatkan Makassar untuk mendapatkan pengakuan internasional sebagai pusat gastronomi yang kreatif dan inovatif.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem, mengungkapkan kebanggaannya atas capaian ini. “Ini adalah momen penting bagi kami. Melalui upaya panjang dan strategi yang konsisten, Makassar kini diakui sebagai salah satu kota yang memiliki potensi besar dalam kategori gastronomi. Sejak tahun 2015, kami telah menetapkan 10 ikon kuliner khas, dan tahun berikutnya memperkenalkan branding ‘Makassar Kota Makan Enak’. Kami berharap dapat memperkenalkan kekayaan kuliner kami ke panggung dunia,” ujarnya.
Langkah Makassar dalam menonjolkan kuliner sebagai identitas kota tidak lepas dari perhatian pemerintah kota yang fokus pada pengembangan sektor kreatif. Sejak masuknya Makassar dalam Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia pada 2023 dengan subsektor unggulan kuliner, berbagai program telah diluncurkan untuk mengangkat potensi kuliner lokal, termasuk festival gastronomi, promosi kuliner ke tingkat nasional, serta upaya digitalisasi bisnis kuliner untuk memperluas jangkauan pasar.
Muhammad Roem menjelaskan bahwa visi besar Kota Makassar adalah menjadi destinasi gastronomi dunia yang tidak hanya menawarkan hidangan lezat tetapi juga pengalaman budaya yang unik. “Kami ingin setiap wisatawan yang datang ke Makassar tidak hanya menikmati makanan tetapi juga memahami cerita di balik setiap hidangan, bahan lokal yang digunakan, serta tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun,” jelasnya.
Selain meningkatkan daya tarik wisatawan, pencapaian ini diharapkan juga akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi pelaku usaha kuliner di Makassar. “Dengan jejaring UCCN, kami akan memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan kota-kota kreatif lainnya, baik dalam pertukaran ide, teknologi, maupun inovasi dalam sektor kuliner. Hal ini akan menciptakan peluang besar bagi UMKM dan pelaku usaha kuliner di Makassar,” tambah Roem.
Proses visitasi yang akan dilakukan oleh Kemenparekraf dalam waktu dekat akan menjadi tahapan krusial bagi Kota Makassar. Dalam visitasi ini, tim Kemenparekraf akan menilai langsung bagaimana Makassar mengembangkan ekosistem kuliner dan kontribusi gastronomi terhadap kehidupan masyarakat setempat. Penilaian ini akan menjadi dasar dalam menentukan dua kota yang akan diajukan ke UNESCO sebagai kandidat kota kreatif gastronomi pada 2025.
Oneng Setiaharini, Direktur Infrastruktur dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, menekankan pentingnya tahap visitasi ini. “Melalui visitasi, kami ingin melihat bagaimana kuliner tidak hanya menjadi industri ekonomi tetapi juga menjadi bagian dari budaya dan identitas kota. Kami ingin memastikan bahwa setiap kota yang diajukan ke UNESCO benar-benar siap dan memiliki strategi berkelanjutan dalam pengembangan ekonomi kreatif mereka,” ungkapnya.
Dengan antusiasme dan komitmen yang kuat, Pemerintah Kota Makassar berharap agar kota ini dapat terpilih sebagai salah satu kota yang akan diajukan ke UNESCO. Jika berhasil, Makassar akan mendapatkan pengakuan sebagai kota kreatif gastronomi dunia, bergabung dengan kota-kota lain dalam jejaring global yang membuka peluang kolaborasi, inovasi, dan promosi bersama.
Melalui upaya ini, Kota Makassar tidak hanya berharap meningkatkan sektor pariwisata dan kuliner, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas terhadap ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakatnya. (*)