MAKASSAR,- tengah bersiap menghadapi ancaman krisis air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Penurunan signifikan debit air di sejumlah sumber air baku menjadi perhatian serius pemerintah dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, yang kini mengambil berbagai langkah untuk meminimalisir dampak krisis ini terhadap masyarakat.
Ancaman Krisis Air Bersih Musim kemarau panjang tahun ini menyebabkan curah hujan yang jauh di bawah normal, berimbas langsung pada ketersediaan air baku di beberapa sumber utama PDAM Makassar. Waduk-waduk serta instalasi pengolahan air menghadapi penurunan volume, sehingga berpotensi mengurangi suplai air ke berbagai wilayah di kota.
Kepala PDAM Kota Makassar, dalam keterangannya, menyebut bahwa kemarau tahun ini telah menjadi salah satu yang terberat dalam beberapa tahun terakhir. “Debit air di sumber-sumber utama kami, termasuk Sungai Jeneberang dan Bendungan Bili-Bili, mengalami penurunan drastis. Akibatnya, suplai air ke pelanggan kami, terutama di kawasan padat penduduk, terganggu,” ujarnya.
Menurut laporan PDAM, beberapa wilayah yang telah mengalami gangguan suplai air bersih antara lain Kecamatan Tamalanrea, Biringkanaya, Rappocini, Manggala, dan Panakkukang. Gangguan tersebut ditandai dengan rendahnya tekanan air, bahkan di beberapa tempat suplai air sempat terhenti sama sekali selama beberapa hari.
Upaya Pemkot dan PDAM Menghadapi Krisis Menanggapi ancaman krisis air ini, PDAM Kota Makassar telah mengerahkan berbagai langkah penanganan darurat untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi warga. Salah satu langkah utama adalah mengoperasikan layanan bantuan air bersih gratis melalui mobil tangki yang menjangkau wilayah-wilayah terdampak paling parah.
“Mobil tangki air bersih ini kami prioritaskan bagi warga di kawasan yang sama sekali tidak mendapatkan air. Setiap harinya, kami mendistribusikan air secara gratis untuk kebutuhan dasar rumah tangga. Warga dapat menghubungi PDAM melalui layanan pelanggan untuk meminta bantuan air bersih,” tambah Kepala PDAM.
Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM juga terus melakukan pemantauan debit air di sumber-sumber utama serta berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait prediksi cuaca. Langkah ini dilakukan untuk memprediksi kondisi cuaca dan mengambil kebijakan yang diperlukan sebelum krisis air semakin meluas.
Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, turut menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ini dan menyerukan langkah-langkah penghematan air kepada masyarakat. “Kita menghadapi situasi yang tidak mudah. Oleh karena itu, saya meminta seluruh warga Makassar untuk bersama-sama berhemat dalam penggunaan air. Setiap tetes air sangat berharga di tengah kemarau yang panjang ini,” ujar Walikota.
Penghematan Air dan Edukasi Masyarakat Selain langkah darurat seperti distribusi air gratis, PDAM dan Pemerintah Kota juga menggencarkan kampanye penghematan air di seluruh wilayah Makassar. Kampanye ini menyasar rumah tangga, usaha, dan sektor industri, dengan harapan dapat menekan penggunaan air secara berlebihan. Penggunaan air yang lebih efisien diharapkan bisa memperpanjang ketersediaan air bersih hingga musim hujan tiba.
“Kami telah menyebarkan edukasi melalui berbagai media mengenai cara-cara menghemat air, seperti memperbaiki kebocoran pipa di rumah, mematikan keran saat tidak digunakan, dan memanfaatkan air secara optimal dalam kegiatan sehari-hari. Dengan langkah-langkah kecil ini, kita bisa menjaga ketersediaan air untuk semua orang,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar.
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air. Program ini berfokus pada pelestarian daerah tangkapan air, reboisasi, dan menjaga kualitas air di daerah hulu sungai agar tetap bersih.
Rencana Jangka Panjang Mengatasi Krisis Air Untuk solusi jangka panjang, PDAM Kota Makassar dan Pemerintah Kota juga telah menyusun beberapa rencana strategis guna mengantisipasi krisis air di masa mendatang. Salah satu program yang sedang direncanakan adalah pembangunan instalasi pengolahan air baru dengan kapasitas lebih besar di wilayah utara kota, yang diharapkan dapat menambah suplai air baku bagi kawasan perkotaan yang terus berkembang.
Pemerintah Kota juga merencanakan pengembangan sistem pemanenan air hujan dan pengelolaan air tanah untuk mendukung ketahanan air. Program ini akan diterapkan di wilayah-wilayah perumahan dan bangunan publik, serta melibatkan masyarakat untuk menjaga sumber air tanah tetap lestari dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kota ini tidak hanya menghadapi krisis air sekarang, tetapi juga mampu bertahan dari ancaman serupa di masa depan. Pembangunan infrastruktur air dan kesadaran masyarakat adalah kunci untuk menjaga kelangsungan hidup kita,” tutup Walikota.
Kesimpulan Dengan ancaman krisis air yang semakin nyata, kolaborasi antara pemerintah, PDAM, dan masyarakat menjadi sangat penting. Semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga ketersediaan air, baik melalui penghematan air maupun menjaga lingkungan. Upaya jangka pendek seperti distribusi air gratis, serta langkah jangka panjang melalui pembangunan infrastruktur dan pelestarian alam, akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan krisis air akibat kemarau panjang yang melanda Kota Makassar.(*)