Oleh Ust.DR H Munawir Kamaluddin
Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia
IBADAH PUASA, adalah Fase Training Ilahiyah yg sangat efektif dan sengaja didistribusikan Sang Khaliq kepada hamba-Nya yg beriman dalam rangka menghadirkan energi positif dalam diri seorang Muslim sebagai suplai transendental untuk menambah power dalam diri makhluq-Nya yg khusus dianugrahkan Allah kpd Hamba- Nya yg konsekuen dan konsisten dalam menunaikan ibadah puasa.
Manifestasi dan wujud konkrit dari produk training Ramadhan terlihat dari kemampuan dalam mentransformasi karakter tercela menjadi terpuji, mengubah perilaku antagonis menjadi protagonis, agresif – destruktif menjadi dinamis-kreatif.
Ibadah Puasa jg berfungsi mensterilkan diri dari mentalitas pongah & sok berkuasa menjadi lbh tawadhu & rendah hati (QS. AL-Isra:37), ( AL-Furqan: 63), ( Lukman: 18).
Puasa jg memiliki peranan determinan dalam menghadirkan Kesadaran bahwa jabatan, harta benda, ilmu pengetahuan, dan berbagai fasilitas dunia adalah amanah dan titipan yg bersifat temporer. Mindset mampu berkuasa selamanya, hebat sepanjang hayat, sukses tiada henti, bergelimang materi dan hidup glamour adalah fatamorgana dan paradigma berpikir yang kontradiktif secara diametral dengan spirit Puasa.
Karena itu, jangan sampai hartamu mengubah sifat & perilakumu, jangan sampai jabatanmu mengubah cara bicara dan penyapaanmu, dan juga jangan sampai kepintaranmu mengubah respon dan interaksimu dengan orang lain. Tetapi tetaplah rendah hati, jangan sombong dan merasa diri paling pintar serta hebat sehingga meremehkan orang lain yang ada sekitarmu karena semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban kelak.(*)