ARUSPOLITIK.COM- Survei Y-Publica mengutip, elektabilitas PDI Perjuangan masih berada di atas dan memenangkan partai-partai lain, namun pemilihan kandidat pemilihan presiden tidak linier dengan pemilihan legislatif.
“Meskipun PDI Perjuangan unggul, yaitu mencapai 30,3 persen tetapi tokoh-tokoh yang berpeluang maju dalam Pilpres masih rendah elektabilitasnya,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, seperti dikutip dari Antara, Rabu, (4/3/2020).
Menurut dia , stok kader PDI Perjuangan memang cukup banyak, diatasi Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Puan Maharani yang masuk dalam 10 pilihan besar masyarakat.
Namun mereka masih jauh di bawah Prabowo Subianto (23,7 persen), Anies Baswedan (14,7 persen), dan Sandiaga Uno (10,3 persen). Elektabilitas kader PDI Perjuangan paling tinggi Ganjar Pranowo (8,0 persen), Risma (3,6 persen), paling buncit Puan (1,1 persen).
Selain itu masih ada Ridwan Kamil (4,9 persen), Erick Thohir (4,1 persen), Mahfud MD (2,9 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (1,6 persen).
“Rata-rata mereka diuntungkan dengan posisi saat ini memerintah di pemerintahan, baik menteri maupun gubernur / walikota,” kata Hartono.
Sandi dan AHY yang masih menuai investasi elektoral harus memperoleh persediaan serupa jika ingin tetap bertahan.
Tokoh lainnya masih rendah elektabilitasnya di bawah 1 persen, sedangkan sisanya tidak tahu / tidak menjawab 17,6 persen.
Dengan elektabilitas yang masih sangat tinggi, Prabowo berpeluang untuk dicalonkan kembali pada Pilpres 2024.
“Jika ditolak, pasangan Prabowo-Anies unggul jauh dengan dukungan publik mencapai 35,4 persen, sedangkan Prabowo-Puan yang mencerminkan keterwakilan PDIP hanya didukung sebesar 11,8 persen,” kata Hartono.
Pasangan Prabowo-Puan masih kalah dari Prabowo-Sandi yang sebelumnya bertarung dalam Pilpres 2019 dengan tingkat dukungan mencapai 23,3 persen.
“Ini menjadi tantangan yang serius bagi PDIP, membahas tentang Prabowo-Anies menjadi pasangan yang paling kuat dan tidak terkalahkan saat ini,” kata Hartono.
Jika Prabowo tidak maju pada 2024, Anies berpeluang menjadi calon presiden yang diunggulkan. Pasangan nostalgia Pilkada DKI 2017 Anies-Sandi paling favorit dengan dukungan 28,8 persen, disusul Anies-RK (21,0 persen), dan Anies-AHY (9,8 persen). Alternatif lainnya adalah Sandi-RK (31,3 persen), Sandi-Erick (27,6 persen), dan Sandi-AHY (30,3 persen).
Simulasi lain dilakukan terhadap RK, dengan pasangan RK-Ganjar (22,3 persen), RK-Erick (14,8 persen), dan RK-AHY (9,3 persen). Lalu Ganjar-Sandi (20,3 persen), Ganjar-Erick (16,8 persen), dan Ganjar-RK (11,8 persen).
“Nama Puan tidak muncul dalam simulasi pilpres tanpa Prabowo, menunjukkan rendahnya dukungan terhadap penerus dinasti politik PDI Perjuangan,” katanya.
Sebagai catatan, keseluruhan berjumlah 25 orang yang ditanyakan kepada responden sebagai capres. Dalam simulasi capres-cawapres, dipilih 5 nama sebagai capres yang dipilih berdasarkan pendapat yang dikembangkan pasca-Pemilu 2019. Masing-masing dipasangkan dengan nama yang tersedia, menghasilkan tiga pasangan yang paling unggul dan sesuai dengan yang diinginkan atau tidak dipertanyakan.
Y-Publica melakukan survei nasional yang dilakukan pada 11-20 Februari 2020, dengan jumlah responden 1200 orang yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) di setiap dapil dengan margin of error± 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)
The post Survei Y-Publica: Prabowo-Anies unggul dibandingkan Prabowo-Puan appeared first on aruspolitik.