MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin, Rosan Perkasa Roeslani mengaku, virus corona mempengaruhi nilai tukar mata uang dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kata dia, perekonomian Indonesia sangat sensitif terhadap kondisi yang dialami Cina saat ini. Hal itulah yang membuat ekonomi RI rawan tekanan di tengah wabah virus corona di Cina.
Jika ekonomi Cina mengalami pertumbuhan 1 persen, jelas Rosan, maka ekonomi Indonesia bisa tumbuh 0,3 persen. Sebab, 15 persen perdagangan Indonesia dilakukan dengan Cina.
“Sedang Amerika Serikat, Perdagangan Indonesia cuma 12 persen. Ketika ekonomi kedua negara itu turun, diperkirkan Indonesia akan alami hambatan. Hal ini memberikan pengaruh besar dalam dunia usaha,” jelas Rosan saat menghadiri musyawarah provinsi (Muprov) VII Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulawesi Selatan dengan Tema “Reformulasi Peran Strategis Kadin Sulawesi Selatan Menjawab Tantangan Dunia Usaha di Era Milenial” di Hotel Gammara, Makassar, Sabtu (7/3/2020).
Kata Rosan, wabah virus corona menjadi perhatian tersendiri setiap negara, termasuk Indonesia.
“Virus mempu membuat ekonomi Cina anjlok satu sampai 1,5 persen tahun ini. Padahal, ekonomi Cina pada tahun ini diperkirakan masih bisa tumbuh di kisaran 6 persen. Namun, wabah Virus Corona mampu memangkas pertumbuhan ekonomi Cina tinggal 4,5 persen,” terangnya.
Tak hanya virus corona, tambah Rosan, tantangan yang dihadapi Kadin sangat besar. Di era digital saat ini, pelaku usaha harus membangun kolaborasi antara pemerintah serta perguruan tinggi.
“Pemerintah tanpa pelaku usaha, pembangunan tak akan berjalan dengan baik,” ujarnya.
Rosan juga memberikan apresiasi kepada pengurus dan panitia pelaksana Muprov.
“Saya sangat mengapresiasi tingginya animo pengurus yang ingin menjadi ketua kadin. Hal terpenting dilakukan dalam musyawarah yakni tercapainya tujuan yang sama, terciptanya rasa aman dan kondusif,” ujarnya.
“Terkiat siapa kandidat yang akan maju, semua harus sesuai aturan yakni AD ART Kadin,” tambahnya. (*)