Hujan di bulan Januari masih menyisakan bias-bias pelangi untuk dinikmati pecandu kenangan. Redaksi menggunakan konsep “pelangi” dalam bentuk lain untuk menggambarkan jumlah tulisan yang saat ini kolongkata.com terima dengan berbagai “warna”, baik dari segi karakter kepenulisan, kategori, juga dari wacana yang diangkat juga kian beragam. Dari sejumlah naskah yang masuk dan disetujui tetap akan dipilih tulisan favorit tiap minggunya sebagaiman yang selama ini berlangsung.
Edisi kali ini, redaksi menjatuhkan pilihan favorit pertama pada naskah Pembebasan Islam sebelum Islam Pembebasan karya Taufiqurrahman. Naskah ini menyorot wacana rasisme dalam politik demokrasi di Indonesia. Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia ternyata belum mampu menjadi katalisator atas pelbagai macam persoalan dalam masyarakat. Hal ini terjadi karena sebagian besar umat terkungkung dalam pandangan Islam hanya sebatas ritus ibadah. Penulis mengajak kita agar mampu menyemai nilai universal Islam dalam bernegara seperti nilai-nilai ketulusan, kejujuran, keadilan, toleransi, dan seluruh etika luhur menjadi acuan dalam bertindak setiap saat di mana dan kapanpun.
Naskah tulisan Andi Umar yang berjudul Sesudah yang Sebelum menjadi favorit kedua. Naskah berbentuk puisi ini, singkat dan penuh “intrik”. Penulis seolah menggambarkan ketakberdayaan “aku” atas kebutuhannya terhadap “kamu” di balik diksi-diksi yang ia bangun, namun pada akhirnya ketakberdayaan tersebut adalah sebuah strategi atau perangkap yang menjerat “kamu” untuk menjadikan “aku” sebagai kebutuhan yang tergantikan yang ia sebut “candu”.
Favorit ketiga, redaksi memilih “Hijrah dan Luka Hati” Sebuah Proses Desakralisasikah? karya Deehope. Naskah ini mengulas dengan detail mengenai “Subjek” dan “Objek” dalam relasi yang melibatkan lelaki dan perempuan. Pada umumnya, lelaki berperan sebagai “Subjek” yang selalu membuat si perempuan sebagai “Objek” mengalami “patah” yang mendalam. Narasi yang dirangkai dengan apik ini kemudian menggiring kita pada kesimpulan yang berbeda yaitu karena satu dan lain hal, lelaki pun bisa menjadi “Objek”. Dengan kata lain, lelaki juga bisa dibuat “patah” oleh wanita dan label “bejat” yang selama ini disematkan pada kaum lelaki perlu dipertimbangkan lagi.
Kemudian naskah Tuhan dan Adam-Nya karya Arham menjadi favorit keempat. Naskah puisi singkat ini mencoba mengekspresikan sebuah pemikiran buntu yang tak lagi menemukan jalan tengah atas teori penciptaan manusia melalui sudut pandang mitologi agama. Terakhir ada naskah Tahun Baru, Hujan: Antara Genangan dan Kenangan karya Muhibuddin yang menyampaikan kritik melalui media cerpen.
Demikian lima tulisan favorit readaksi edisi kali ini. Nantikan 15 karya yang terpilih bersama edisi yang lain di bulan Januari ini dalam bentuk ebook di menu “buku” dalam m.kolong.team. atau dalam aplikasi kolong. Dan untuk naskah favorit pilihan redaksi yang akan mendapatkan honor kepenulisan jatuh pada naskah Pembebasan Islam sebelum Islam Pembebasan karya Taufiqurrahman (https://kolongkata.com/2020/01/08/pembebasan-islam-sebelum-islam-pembebasan/). Kepada penulis diharapkan segera mengirim nomor rekening tujuan melalui nomor 085231268898.
Demikian untuk minggu ini. Selamat bermitra bersama kolong.team. Jangan lupa upload naskah buku dan nikmati koleksi karya di koleksi.kolong.team.
Tim Redaksi
The post Pilihan Redaksi Edisi Kedua Januari appeared first on Kolong Kata.
Sumber: https://kolongkata.com/2020/01/20/1393/