BugisPos – Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah selalu menjaga integritas dengan tidak mendukung seseorang dalam semua pilkada di Sulsel. Makanya tidak ada keluarga dan orang dekat yang masuk dalam semua pilkada di 12 kabupaten dan kota di Sulsel. Demikian diungkapkan Asdar Akbar, ketua tim relawan Bintang Top pendukung Nurdin Abdullah di Pilgub 2018 lalu.
Kata Asdar Akbar kepada BugisPos di warkop Jl.Veteran, Selasa, 25/2/20, sesui pengalaman dirinya, yang menentukan keterpilihan seseorang dalam pilkada atau pileg bukan karena pengaruh orang lain. Yang sangat menentukan adalah individu calon yang bersangkutan. Buktinya, IYL dan Cakka kalah di Pilgub meskipun didukung habis2an oleh gubernur saat itu SYL.
Dalam sistem pemilihan langsung, kata Asdar Akbar, rakyatlah yang menentukan.
“Saya selalu berpandangan, SYL dan Aco hanya menyumbang masing-masing satu suara. Tidak akan memiliki kemampuan untuk memobilisasi suara mayoritas, kalau calon yang didukung kurang disukai rakyat” kata Koordinator Formaksi Sulsel ini.
Dikatakan, pengalaman kita dulu di Pilgub Sulsel, menang karena kelompok-kelompok kecil termasuk NAC. Tidak ada orang besar atau orang hebat di belakang. Lawan kita IYL-Cakka ada orang besar di belakang yakni SYL. NH-Azis ada orang hebat NH. AN-TBL ada orang besar dan hebat JK dan Aksa Mahmud
APPI ada orang besar di belakangnya, Aksa Mahmud dan JK, tap toh kalah juga lawan kotak kosong. Jadi orang besar atau orang hebat bukan penentu kemenangan. Yang paling menentukan, adalah figur calon. Investasi sosial dan karya nyata calon
Pernyataan Asdar tersebut adalah menjawab pernyataan Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia, RAS MD, yang dirilis ke publik.
Diungkapkan tentang tokoh berpengaruh dalam kontestasi Pilwalkot Makassar tahun ini.
Dari data yang dirilis, klan Syahrul Yasin Limpo (SYL) masih berpengaruh besar yakni 33,1 persen. Kemudian disusul oleh klan mantan Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin (IAS) mendapatkan 32, 6 persen.
Pengaruh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah rupanya tidak begitu kuat. Ia berada di urutan ketiga atau 8,3 persen.
Asdar sekali lagi menegaskan, gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah tidak mencampuri urusan Pilkada 2020 di Sulsel. Faktanya di Pilkada Bantaeng, Prof Nurdin Abdullah berdiri netral di antara semua calon. Dan hal itu juga akan dilakukannya pada Pilkada Walikota Makassar
Penulis : (adi)
Editor : Zhoel
Sumber: https://bugispos.com/2020/02/26/jangki-kait-kaitkan-na-dengan-kandidat-pilkada-2020/