Makassar, kareba.co,- Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb memimpin rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Zona Kota Makassar, di Ruang Sipakalebbi, Rabu (4/12/19).
Berdasarkan data yang dirilis langsung dari Bank Indonesia (BI) inflasi Kota Makassar masih berada pada rentang sasaran 3,5+1%. Inflasi IHK (headline) per November 2019 berada pada posisi 3,34% (yoy).
“Namun, ada dua yang mesti dikhawatirkan inflasi tahunan Makassar terutama bersumber dari kelompok bahan makanan yang naik mencapai (7,34%, yoy), diikuti kelompok sandang (5,68%, yoy) dan kelompok makanan jadi (3,65%, yoy),” ucap Endang, Kanwil BI Sulsel.
Kata Endang, inflasi kelompok bahan makan menunjukkan trend peningkatan, dan perlu menjadi perhatian yang berpotensi meningkat di akhir tahun.
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi antara lain Cabai Rawit, emas perhiasan, Cabai Merah, Ikan Layang, Ikan Cakalang, kue basah, dan Ikan Bandeng.
Melihat trend tersebut BI sendiri akan mensupport Pemerintah Kota Makassar untuk mempertahankan inflasi tetap rendah dan stabil di bawah 3,5 persen hingga akhir tahun 2019 dengan cara mengadakan pasar murah untuk Rumah Tangga Miskin (RTM).
Selain itu, pengendalian inflasi perlu dilakukan secara struktural melalui penguatan produksi dan distribusi, penguatan riset dan aplikasi teknologi serta penguatan skim pembiayaan.
Sementara, Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb mengungkapkan pada prinsipnya rapat ini menyamakan suara sekaligus menkristalisasi persoalan yang dihadapi khususnya persoalan inflasi.
“BI sifatnya memantau. Tergantung komoditinya. Persoalan pangan itu harus dilihat ke dalam, kalau komoditinya bersifat strategis kita harus segera operasi pasar,” ucap Iqbal.
Namun menurut Iqbal harga di pasaran masih relatif aman.
“Stake holder terkait seperti Dinas Perdagangan juga setiap Senin dan Kamis memantau harga. Dari pihak kepolisian juga memantau tiap hari harga-harga di pasaran,” jelasnya.
Iqbal menjamin tidak akan ada lonjakan harga yang terlalu tinggi di akhir tahun.
“Natal dan tahun baru Insya Allah tidak ada lonjakan harga yang terlalu tinggi. Harusnya kita juga fokus pada gas elpiji 3 kg,” sebutnya.
Iqbal menerima laporan langsung dari pihak Pertamina yang turut hadir dalam rapat tersebut. Berdasarkan temuan tim pertamina MOR VII, ada beberapa restoran makan dan minum masih memakai gas 3 Kg yang diperuntukkan untuk RTM.
Diantaranya, Warkop Azzahrah, Dapoer Sulawesi. Ditemukan ada 10-21 tabung gas elpiji 3 Kg. (*)