KAREBA – Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb meninjau langsung sarana prasarna PD Terminal Makassar Metro di jalan Kima III, Daya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (17/12/2019).
Dalam kunjungannya, Iqbal didampingi Plt Dirut PD Terminal Makassar Metro Mario Said, melihat langsung berbagai fasilitas yang ada.
Menurut iqbal ada beberapa hal yang perlu dibenahi dan disempurnakan, apalagi saat ini PD Terminal Makassar Metro mengelola tiga terminal yakni terminal Daya, Toddoppuli, dan Malengkeri.
Khususnya di terminal Daya harus kita perhatikan dengan serius, apalagi masalah terkait dengan pengelolaannya.
“Perlu kita perhatikan tanggung jawab Pemkot terkait pemilikan aset sekaligus kewenangan Pemkot sampai sejauh mana, sebab jangan sampai ada kebijakan di luar kewenangan dari Pemkot Makassar,” ucap Iqbal dikutip rilis Pemkot Makassar.
Saat ini menurut Iqbal, sarana prasarana di PD Terminal Makassar Metro memang sudah memerlukan berbagai pemeliharaan dan perbaikan, namun menurutnya untuk melakukan perbaikan perlu adanya kejelasan terkait alas hak tanah tersebut.
“Paling bagus aset sebelum diserahkan ke Perusda usahakan sudah lepas dari KIK masuk ke Pemkot sehingga bisa membuat alas hak mengenai pemilikan oleh Pemkot. Ini akan mempermudah dalam memberikan anggaran perbaikan dari Pemkot,” jelasnya.
Iqbal juga memberikan solusi kepada PD Terminal Makassar Metro untuk menghindari kebocoran pendapatan dalam memberikan jasa angkutan, dan fasilitas lainnya dengan menggunakan pembayaran dengan sistem E – money atau barcode.
“Kita tidak usah terima uang tunai supaya lebih gampang menghitung hasil yang diterima, kalau perlu kita sediakan loket top up untuk isi ulang E – money tersebut,” ungkapnya.
Mario Said berharap apa yang menjadi pembahasan kali ini dapat memberikan masukan kepada Perusda yang dipimpinnya.
“Besar harapan kita semua, dengan bekerja bersama – sama kita bisa memperbaiki kekurangan yang ada sebagai perusahaan daerah yang diharapkan pemerintah bisa berkontribusi pada PAD dengan memberikan pelayanan prima,” terangnya. (Jeg)