Hamdallah, Dua Nelayan Indonesia Terbebas Dari Penculikan Teroris Abu Sayyaf

KAREBA – Militer Filipina mengatakan dua kapal asal Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf berhasil membebaskan Minggu pagi kemarin di Sulu, Filipina Selatan. Dalam operasi penyelamatan itu seorang militan Abu Sayyaf dan satu tentara Filipina tewas.



Diutip dari laman ABS CBN dikutip merdeka.com, Senin (23/12), kedua kapal yang dibebaskan itu adalah Maharudin Lunani dan Samion Bin Maniue. Mereka diculik dengan rekannya bernama Muhammas Farhan di Lahad Datu, Malaysia September lalu.

“Ketika terjadi kontak senjata, kedua korban sandera itu berhasil melepaskan diri dari para penculik dan kami berhasil menyelamatkan mereka,” ujar Letnan Jenderal Cirilito Sobejana dari Komando Angkatan Darat Mindanao Barat.

Selain satu nelayan Indonesia yang masih ditawan, seorang warga Filipina juga ditangkap Abu Sayyaf di Sulu.

Menurut Sobejana, operasi penyelamatan korban yang masih ditawan sekarang masih berjalan dan mereka siap dengan kontak senjata lagi.

“Kami sudah mengepung daerah itu dan kami optimistis bisa menyelamatkan satu kapal Indonesia yang masih disandera,” kata Sobejana.

Operasi militer ini adalah bagian dari upaya memenuhi target Presiden Rodrigo Duterte untuk melumpuhkan Abu Sayyaf.

“Kami sedang mengejar dua pentolan Abu Sayyaf (Hatib Hajan) Sawadjaan dan Radullan Sahiron,” kata Sobejana.

Bulan lalu militer Filipina juga membebaskan seorang pria Inggris dan mengundang orang Filipina yang disandera Abu Sayyaf. Mereka layak diancam akan dipenggal jika uang tebusan tidak diambil.

Mei lalu pengamat burung Ewold Tanduk yang telah dibunuh penculiknya Dia sebelumnya sudah disandera selama tujuh tahun.(Jeg)